Gubernur Bali melarang tari Bumbung Erotis melalui Surat Edaran Nomor 18 Tahun 2024 tentang Tari Tradisi Bumbung Erotis. Beberapa modifikasi tarian ini dianggap telah keluar dari pakem Tari Bumbung.
Beberapa contoh larangan yaitu: gerakan memamerkan payudara dan alat kelamin (oleh penari dan penonton), gerakan angkuk-angkuk (goyang maju mundur) saling berhadapan, gerakan angkuk-angkuk dari belakang, dan gerakan saling menindih,
Sebelum penerbitan SE Gubernur Bali Nomor 18 Tahun 2024, Majelis Kebudayaan Bali juga telah mengeluarkan Ilikita Joged Bumbung Nomor: 01/X/MKB/2024 tertanggal 21 Oktober 2024. Ilikita tersebut menjelaskan joged bumbung sebagai salah satu jenis tarian yang berfungsi sebagai hiburan. Tari bumbung erotis telah bertentangan dengan kaidah tarian Bali yang mengedepankan logika, etika, dan estetika.